Bulan Rojab yang Istimewa

oleh : Soehardjoepri, M.Si.

Tak terasa kita sudah memasuki bulan Rojab, suatu bulan yang penuh keutamaan di dalamnya. Disebut rojab karena artinya ‘adhim (agung).  Hal itu pantas disandangnya karena di dalamnya ada kejadian besar yaitu isra’ mi’raj.

 Dalam al-Qur’an al-Karim, (at-Taubah : 36) disebutkan, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu”.  Dalam ayat ini jelas sekali, adanya larangan berbuat aniaya pada bulan haram,dan diantara aktifitas aniaya adalah perbuatan maksiat. Maka pantaslah bulan ini kita sebut bulan Anti Maksiat.

Bulan rojab adalah salah satu bulan dari 4 bulan(asyhurul hurum) yang dimulyakan Alloh Ta’ala. Yang dimaksud dengan bulan haram ialah empat bulan seperti yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim dalam shahihnya dalam sebuah hadits dari sahabat Abu Bakrah ra, bahwasanya Nabi saw berkhutbah ketika Hajjatul-wada’. Dalam khutbahnya beliau bersabda, “Sesungguhnya masa telah berputar seperti sediakala pada hari Alloh Ta’ala menciptakan langit dan bumi. Satu tahun, dua belas bulan. Empat di antaranya bulan-bulan haram (yang dimuliakan). Yang tiga berturut-turut, yaitu *Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Muharram* serta (yang keempat) *Rajabnya Mudlar yang diapit oleh Jumada dan Sya’ban”* (lihat dziroyaat wa munaasabaat, As sayyid Muhammad bin Alawi AlMaliki,hal.125)

Di antara keistimewaan bulan-bulan haram dari pada bulan-bulan selainnya ialah:

A. Di bulan ini, latih diri kita untuk menghindari maksiat,karena bulan ini adalah bulan anti maksiat,ini yang dimaksud oleh *Surat At Taubah 36, falaa tazhlimuu fi hinna anfusakum* (maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu).

B. Disunahkannya berpuasa pada bulan-bulan tersebut.

Karena berpuasa pada bulan haram pahalanya lebih besar daripada bulan-bulan selainnya terkecuali bulan Ramadan. Al-Imam al-Nawawi dalam Raudlah al-Thalibin (II/254) menyatakan, *”Bulan-bulan yang paling utama untuk dipuasai setelah bulan Ramadlan ialah bulan-bulan haram, Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab”.* Itulah kenapa para ulama salaf selalu berpuasa di bulan-bulan haram, seperti Ibnu Umar, Al hasan Al bashri dan Abu ishaq as subai’i. Dan Imam Ats Tsauri pernah berkata : *“Bulan-bulan haram(suci) adalah yang paling saya sukai berpuasa didalamnya”*. As Sayyid Muhammad, hal.148.

Menurut al-Imam Muhammad bin ‘Ali al-Syaukani, dalil yang menunjuk pada kesunatan berpuasa Rajab diambil zhahirnya hadits Usamah yang berbunyi, “Sesungguhnya Sya’ban adalah bulan yang dilalaikan oleh manusia antara Rajab dan Ramadlan”. “Zhahirnya hadits ini menunjukkan bahwa masyarakat (pada waktu itu) lalai untuk mengagungkan Sya’ban dengan berpuasa sebagaimana mereka mengagungkan Rajab dan Ramadlan”. (Nail al-Awthar Syarh Muntaqa al-Akhbar II/316).

Namun demikian dimakruhkan berpuasa sebulan penuh di bulan-bulan haram. Seperti yang diriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa nabi enggan berpuasa penuh di bulan rajab.Dan itu diikuti oleh sahabat seperti Yahya bin sa’id al anshori. Dan imam Ahmad berkata harus berbuka satu atau dua hari dari bulan rajab tersebut.

C. Sholat. Namun sholat rajab secara khusus tidak diketemukan dalil yang shohih.Tapi yang penting di bulan haram ini perbanyak ibadah sholat sunnah seperti sholat tahajjud dan sholat dhuha. Hal itu diungkap oleh banyak ulama seperti as Sayyid Muhammad dalam kitabnya dzikroyaat wa munaasabaat dan juga al-Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani tidak ada dalil yang shahih yang pantas dijadikan hujjah tentang ke khususan ibadah dalam bulan rojab, sebagaimana yang tertera dalam kitab beliau Tabyin al-‘Ajab bima Warada fi Fadll Rajab.

D. Dari Anas radhiyallahu ánhu berkata:

Bahwa Rasululloh Sholallahu ‘Alaihi Wassallam ketika masuk bulan rojab banyak membaca :

*_”Allahumma bariklana fi rojaba wa sya’bana wa ballighna romadhona”_*

*”Wahai Tuhanku, berikanlah kami berkah pada bulan Rojab dan Sya’ban, dan sampaikan kami pada bulan Romadhon”*

Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wassallam  juga pernah bersabda:

*”Bulan Rojab adalah bulan Alloh, bulan Sya’ban adalah bulanku dan bulan Romadhon adalah bulan ummatku”*

(Al Jami’ as shoghir)

Mari kita sambut Romadhon dengan melatih diri kita untuk menghindari maksiat dan menghiasi diri dengan banyak beramal sholeh. Mari  sambut ramadhan dengan gegap gempita dan dimulai dari bulan rojab ini. Itulah kenapa ulama salaf dahulu ketika masuk bulan rajab sudah menyambut ramadhan dengan mendendangkan sya’ir : “Marhaban Ya Ramadhan Jud lana Gil Ghufron.”

Wallahu A’lam Bisshawab

source : www.sejenakpagi.info