Oleh Sehabudin, S.Pd
Guru SDIT Ghilmani Surabaya
Peran guru tidak hanya sebatas mengajarkan materi pelajaran semata, namun hal terpenting lainnya adalah bagaimana mendidik siswa agar memiliki karakter yang baik. Termasuk karakter yang baik adalah mereka mampu menyelesaikan berbagai permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari. Adapun karakter yang baik tersebut dapat ditanamkan kepada siswa dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan baik selama di sekolah maupun di rumah. Pembiasaan baik yang bisa dilakukan di sekolah misalnya datang ke sekolah tepat waktu, berdoa sebelum belajar, membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran, membuang sampah pada tempatnya, membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan, menghargai pendapat orang lain, dan lain sebagainya.
Seorang guru dapat memberikan pemahaman awal kepada siswa terkait pembiasaan-pembiasaan baik yang harus dilakukan di sekolah. Adapun pemahaman yang diberikan tersebut harus disesuaikan dengan taraf berpikir siswa agar mereka termotivasi untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan baik tesrebut. Selain memberikan pemahaman, seorang guru juga diharapkan dapat memberikan apresiasi terhadap siswa yang sudah berusaha untuk melaksanakan pembiasaan tersebut. Adapun apresiasi yang diberikan kepada siswa tidak harus berbentuk materi, namun bisa berupa perhatian ataupun pujian sewajarnya sehingga siswa lebih semangat untuk melakukan pembiasaaan baik tersebut.
Seorang guru juga harus berusaha menunjukkan sikap yang terpuji agar bisa diteladani oleh para siswanya. Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru akan selalu diperhatikan bahkan langsung ditiru oleh siswa. Peluang tersebut seharusnya dimanfaatkan oleh guru untuk menanamkan karakter yang baik kepada siswa. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang guru menunjukkan karakter yang baik kepada siswanya saat di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain guru di sekolah, orangtua juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan karakter siswa terutama saat di rumah. Hal ini lah yang belum dipahami oleh sebagian besar orangtua siswa terutama bagi seorang ayah. Umumnya mereka beranggapan bahwa yang seharusnya bertanggung jawab untuk membina karakter siswa hanyalah guru-guru di sekolah. Akibatnya pembinaan karakter tersebut diserahkan sepenuhnya kepada guru tanpa adanya penguatan karakter saat di rumah. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap program pembinaan karakter yang telah dilaksanakan di sekolah, sehingga pembinaan karakter tersebut tidak berjalan dengan maksimal karena kurang adanya penguatan dari orangtua di rumah.
Orangtua yang terlalu sibuk bekerja merasa tidak mempunyai cukup waktu untuk mendidik anak-anak mereka di rumah. Sebagian dari mereka akan merasa sangat terbebani saat melaksanakan pendampingan di rumah. Terlebih jika orang tua merasa sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pendidikan anak-anak mereka seperti di sekolah-sekolah swasta, sehingga mereka tidak mau dibebankan lagi dengan mendidik anak mereka di rumah. Padahal peran orangtua di rumah memiliki dampak yang sangat besar terhadap karakter siswa.
Komunikasi antara guru dan orangtua
Setiap guru memerlukan berbagai informasi yang berkaitan dengan perilaku keseharian siswa selama di rumah. Mengingat bahwa guru di sekolah memiliki keterbatasan waktu sehingga tidak bisa mengontrol segala aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama 24 jam. Bagaimana pun juga, orangtua di rumah tentunya lebih mengetahui sikap dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan mereka selama di rumah. Hal tersebut dikarenakan siswa menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dari pada di sekolah.
Apabila guru sudah mendapatkan informasi terkait aktivitas keseharian siswa selama di rumah, guru dapat melakukan diagnosa terhadap siswa. Diagnosa terhadap siswa perlu dilakukan oleh guru agar kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar dapat segera teratasi. Selain guru memperoleh informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa, guru juga dapat mengetahui minat dan bakat yang ada pada siswa tersebut. Sehingga potensi yang ada pada diri siswa dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sama halnya seperti seorang dokter yang mendiagnosa berbagai penyakit yang diderita oleh pasiennya, maka seorang guru pun harus melakukan diagnosa terhadap siswanya. Dokter tidak bisa memberikan sembarang obat untuk menyembuhkan pasien, namun harus melakukan diagnosa terlebih dahulu sehingga dapat memberikan pengobatan yang sesuai demi kesembuhan pasiennya.
Demikian halnya dengan guru, untuk bisa menangani siswa dengan baik maka guru harus melakukan diagnosa terlebih dahulu terhadap karakter siswa sebelumnya. Adapun diagnosa yang dilakukan terhadap siswa tidak hanya berkaitan dengan aktivitas selama di sekolah saja, namun juga berbagai aktivitas mereka selama di rumah. Oleh karena itu, guru memerlukan informasi yang berguna melalui orangtua agar mendapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai karakter siswa.
Komunikasi antara guru dan orangtua harus dibangun dengan baik. Adapun komunikasi antara guru dan orangtua dapat dilakukan secara tatap muka langsung maupun melalui media seperti telepon, pesan singkat (SMS), WhatsApp (WA), dan lain sebagainya. Orangtua bisa menyampaikan berbagai hal yang berkaitan dengan siswa seperti kebiasaan-kebiasaan anak selama di rumah, kelebihan dan kekurangan yang ada pada siswa baik secara fisik maupun nonfisik, minat dan bakat siswa baik dari segi akademik mapun non akademik, dan lain sebagainya. Apabila komunikasi orangtua dan guru tersebut dapat dibangun dengan baik, maka diharapkan akan lebih mudah dalam mengatasi berbagai kendala dalam pembinaan karakter siswa. Selain itu, potensi yang ada pada siswa tersebut akan lebih tergali sehingga bakat dalam diri anak tersebut dapat berkembang dengan optimal.

Perlunya Kerjasama yang baik antara guru dan orangtua
Selain membangun komunikasi yang baik dengan orangtua, guru juga bisa bekerjasama dengan orangtua dalam mengawasi karakter siswa selama di rumah. Salah satunya seperti mengecek laporan kegiatan keseharian siswa melalui buku penghubung sekolah yang berupa pembiasaan-pembiasaan siswa selama di rumah. Lewat buku penghubung tersebut, guru akan mengetahui berbagai aktivitas yang dilakukan siswa selama di rumah. Selanjutnya guru dan orangtua bisa bersama-sama untuk memberikan motivasi kepada siswa agar mereka bersemangat dalam melakukan pembiasaan tersebut.
Upaya yang dilakukan dalam usaha membina karakter siswa bukanlah hal yang mudah. Mengingat banyak sekali tantangan dan juga hambatan baik dari faktor diri siswa maupun faktor di luar siswa. Apalagi dengan semakin berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menjadikan permasalahan di dalam kehidupan ini semakin kompleks. Selain itu, pembinaan karakter tersebut perlu perencanaan yang sistematis dan juga memerlukan konsistensi dari berbagai pihak agar karakter yang baik tersebut betul-betul tertanam dalam diri siswa. Oleh karena itu, sinergi antara guru dan orangtua mutlak dilakukan supaya pembinaan karakter siswa tersebut dapat memperoleh hasil yang optimal.
Outing Kelas 6
Menjelang kelulusan sinergi antara guru dan orang tua dalam pembinaan karakter siswa sangat penting. Guru dan orang tua memantau dan memastikan bahwa kebiasaan ibadah, amalia dan karakter yang telah tertanam di SD dapat dilanjutkan di jenjang berikutnya. Misalnya Outing kelas 6 kemarin. Wali santri dan guru kelas 6 mengkonsep acara outing secara bersama-sama. Tujuan kegiatan itu salah satunya adalah untuk memastikan kelas 6 dapat lulus dengan nilai yang baik dan berakhlakul karimah.
Wallahu a’lam bishowab