Merubah Perilaku Anak Melalui Kisah Cerita

Oleh Ilmiana Mufidah, S.Pd.

Guru KB/TKIT Wildani 1

            Anak adalah anugrah  yang patut disyukuri yang  diamanahkan  kepada kita baik sebagai orang tua atau sebagai pendidik . Namun  didalam perjalanan perkembangan anak  menghadapi keadaan lingkungan hidup disekitarnya membuat perilaku berubah. Sejak lahir anak tumbuh dalam pengawasan kita dikarenakan anak  hidup lingkungan dimasyarakat dan bersosialisasi serta pengawasan orang tua yang kurang terhadap perilaku anak . Apalagi dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat dan maju pengaruh negatif terhadap anak semakin kuat merubah prilaku anak. Orang tua dan pendidik harus memproteksi anak dengan ilmu agama dan pembelajaran  karakter  tentang akhlak terpuji.

            Kisah atau cerita merupakan metode edukasi terhadap anak secara berlahan dan pasti bisa merubah perilaku anak secara bertahap. Dengan kemasan  yang sangat menarik  bagi anak  tanpa disadari anak larut mendengarkan kisah  tanpa menggurui . Metode cerita/dongeng masih sangat diminati anak dengan penuturan bahasa yang kuat dan bermakna langsung diterima anak dibawa ke syaraf otak secara tidak sadar bisa mempengaruhi perilaku mereka . Melalui kisah –kisah Nabi dan Rosul orang sholeh,para sahabat nabi, tabi’in, ulama salabus sholeh tentang hari akhir,alam akhirat, surga,neraka . Kisah/cerita  mempunyai kekuatan yang luar biasa masuk kedalam pikiran anak yang berupah nasehat , peringatan, teguran, yang mudah  di kenang secara tidak langsung menegur anak tanpa paksaan.

Pembiasaan bercerita yang sering di dengar oleh anak membentuk karakter kepribadiannya, jika kita sebagai orang tua atau pendidik bisa menanamkan nilai karakter yang baik maka kebiasaan yang membentuk karakter akan terbentuk. Apalagi kita mempunyai sumber cerita dari Al-Qur’an yang berasal dari Allah SWT yang di wahyukan kepada Rosulullah sungguh luar biasa dampak yang akan tampak pada kepribadian anak.jika kita mengambil kisah-kisah yang ada didalamnya. Seperti yang terdapat pada surat Qs.Ali Imron ayat 60 “ Apa yang telah kami ceritakan itu ) itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu,karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu”. Cerita memiliki kekuatan yang besar bagi anak apalagi yang membawakan cerita orang terdekat mereka seperti guru, orang tua membuat anak merasa nyaman mendengar kisah yang di sampaikanya.

            Sesungguhnya pada kisah-kisah  terdapat  pelajaran bagi orang yang berakal. Orang Islam mempunyai sumber kisah yang sempurna berupah kitab suci Al-Qur’an nur karim yang didalamnya sumber kebenaran “ Qs Yusuf : 111 , Al-Qur’an bukan cerita yang dibuat aka tetapi menbenarkan  kitab-kitab sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan Rahmat bagi kaum beriman “ Maka bagi orang tua , pendidik/guru harus bagaimana memberikan cerita secara langsung  yang membentuk perilaku dan karakter anak . Menurut penelitian oleh David Mc clelland menyimpulkan bahwa cerita atau dongeng sangat berhubungan dengan karakter sebuah bangsa. Bangsa-bangsa yang kuat dan memiliki etos kerja, etos perjuangan yang tinggi, terbukti memiliki tradisi bercerita yang kuat pula.

            Berkisah/ bercerita  sangat di perlukan bagi orang tua dan pendidik bahkan wajib di pelajari  untuk menyampaikan isi Al-quran bagi anak-anak kita, maka dari itu perlu kita mempelajari cara dan teknik bagaimana menyampaikan cerita agar menarik bagi anak kita sendiri atau anak didik disekolah. Karena cerita informasi yang mudah masuk ke anak membawa pengaruh luar biasa terhadap perilaku. Kegiatan bercerita bukan sekedar hanya menyampaikan isi cerita namun menitipkan pesan moral yang di sampaikan. Manfaat cerita/ berkisah sebagai berikut : Mengembangkan imajinasi anak, metode pembelajaran, mengembangkan bahasa dan komunikasi  media hiburan bagi anak,menggembangkan spiritual anak, menumbuhkan motivasi, meningkatkan konsentrasi, membangun kotak bathin,/emosi, mengenalkan kisah sejarah masa lalu, membangun karakter bangsa melalui cerita.

Teknik dan cara agar ceita/kisah yang kita bawakan menarik bagi anak sebagai berikut :

  1. Menyampaikan cerita dengan cara bertutur yaitu : Metode bercerita lebih menonjolkan  penuturan lisan materi cerita, dibandingkan dengan aspek teknik yang lainya, memperkuat kata-kata dan bahasa yang indah dan menarik.
  2. Menggunakan media dalam bercerita seperti: buku, boneka, panggung boneka, Buku gambar seri atau tanpa alat peraga kuat pada ekspresi wajah, papan planel
  3. Menguasai isi cerita atau narasi jalan cerita yang akan kita sampaikan agar pencerita bisa menyampaikan isi cerita secara benar dan berurutan
  4. Menggunakan dialog antar tokoh dalam cerita misalnya melakukan perubahan suara antar tokoh dalam cerita
  5. Olah  suara agar cerita menarik kita perlu melatih mengatur volume suara yang di gunakan untuk menyampaikan cerita dan dialoq antar tokoh , kapan menggunakan suara keras, lembut, sangat halus, berbisik, suara hewan, suara angin suara ayah/ibu anak, nenek/kakek
  6. Visualisasi gerak : menggunakan gerakan ketika menyampaikan cerita agar anak bisa menikmati isi cerita dan membayangkan suasana dan kejadian pada cerita sehingga anak makin terpukau terhadap cerita yang kita sampaikan
  7. Berdiri dengan posisi kaki tegak lurus, jangan memasukkan tangan pada saku dan berdiri miring
  8. Rendahkan sedikit badan agar nyaman di lihat anak agar anak tidak terlalu tinggi melihat keatas
  9. Gerakan melangkah tidak lebih dari 4 langkah ke kanan/kekiri  (bloking panggung)
  10. Ekspresi wajah atau mimik : sangat di perlukan ketika kita bercerita dan berhadapan dengan audiens, mengubah ekspresi wajah saat memerankan dalam tokoh cerita. Membuat anak semakin fokus memperhatikan kita dan hanyut dalam imajinasi mereka pun terbentuk contoh ekspresi marah, nangis, tersenyum dll.
  11. Melibatkan anak ketika menyampaikan cerita, memberi umpan tanya jawab diawal, tengah dan di akhir cerita
  12. Memahami keadaan anak ketika menyampaikan cerita awali dengan susana yang menyenangkan, lakukan ice breaking diawal cerita, ditengah cerita bahkan diakhir cerita, akan tercipta suasana yang gembira dan ceria
  13. Menentukan tema cerita dan waktu yang disampaikan berdasarkan usia anak,
  14. Usia 4 tahun kebawah masih berpikir abstrak belum konkrit membutuhkan waktu 7 menit cerita yang disampaikan tentang dunia flora,fauna
  15. Usia 5-8 tahun masa kritis dalam menyimak cerita isi cerita yang disampaikan tentang kepahlawanan waktu yang dibutuhkan 10-15 menit
  16. Usia 9-12 tahun lebih tertarik cerita-cerita fiksi (sejarah, kisah, cerita petualangan waktu yang dibutuhkan 30- 45 menit
  17. Menututup akhir cerita dengan kesan dan pesan terhadap anak menanyakan kembali isi cerita, memberikan pesan cerita yang kita sampaikan dan memotivasi anak agar bisa melaksanakan yang baik dan meninggalkan yang buruk dalam keseharian.

Namun ada juga kegagalan dalam bercerita sebagai berikut

  1. Kurangnya mengendalikan audience
  2. Lemahnya penguasaan materi
  3. Belum memiliki ketrampilan penyajian cerita
  4. Tidak menguasai usia perkembangan anak
  5. Tidak mampu menggunakan/ menguasai alat peraga

Masalah yang muncul ketika bercerita

  • Tidak percaya diri
  • Tidak bisa akting, atraktif, lincah, tidak bisa mengubah suara
  • Lupa ditengah cerita
  • “ saya lupa perempuan” atau “ Saya pria”
  • Sakit/lelah
  • Saya belum pengalaman
  • Saya sudah tua

Demikian tips agar kita sebagai orang tua atau pendidik bisa